Sabtu, 06 Oktober 2012

ultah

hai teman" kembali lagi bersama A4NG ,,, uda lamaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa bangettttttttttttttttttttttt gak ngepost ya,,,, jadi kangen ,,,,, lagi apa ya teman" A4NG?


oya ini merupakan kejadian luar biasa alias pemecah rekor muri A4NG hahahahhah tepat tanggal 4 oktober 2012 kemarin personil A4NG hehehe kayak band aja personil,,, ultah loh yang ke 20, serius habis"an dikerjain , uda ditabok kue tuh muka, hape dicuriin, duit dipalakin, disiram tepung, dipecahin telor, disiram air comberan/air got, ampuuuuunnnnnnnnnn bangettttt cacian ,,,,,, tapi ada yang surprize lohhh hahahahahaha





Rabu, 30 Mei 2012

LAGI GALAU

ass.................
teman - teman knapa ya ko bisa tu nah sahabat A4NG hampir bersamaan semua galaunya ,,,, semuanya pada putus ma pcarnya heheheh pertama amel putus ma setannya, selang beberapa hari malam novie putus ma johnes, paginya alam ma pcar yang disyanginya niatnya maen" untuk putus ehhh keterusan pacarnya minta udahan,,, siangnya ardan ma ria putus diajak janjian ketemu ehhh malah sms untuk putus hehehe, besoknya si Gustim putus juga hahahah ketahuan ckckckck,,,, ckckck ciannya eh,,, tapi kita tetap saling memotifasi ko tenang aja,,,, semua galau harus kita jauhkan dari kehidupan kita oke teman

Kamis, 24 Mei 2012

ADA APA???

ass............
hai sobat A4NG,,,,,
aduh admin lagi bingung nee,,,, gmana gak bingung coba,,, sahabat A4NG banyak yang lagi setres kali hehehehe lagi ada yang gak akur,,, terkadang saling menyalahkan ,,,,, nah lau gitu ada sarang gak ya agar kompak lagi kayak dulu,,



aku sedih liat meraka,,, termasuk aku juga lagi srek dengan N, G dengan A, hahaha cukup inisial wkwkwkw,,,,,, hufffffffffff saran ya

Senin, 14 Mei 2012

PERSAHABATAN A4NG (GELANG SAHABAT)

 Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Hay sobat A4NG (Ei Four End Gie)???????
Apa Kabar???
 luar biasa tentunya kan?//////
sobat A4NG kembali menyapa teman - teman nee,,,,

oya gambar ini adalah gambar gelang persahabatan,, jadiiiiiiii jika salah satu tidak pakai gelang itu artinya ada yang sedang marah hehehehe kayak nak kecil ya teman-teman,,,,,
tapi gpp deh intinya persahabatan itu jauh lebih harmonis dan berharga dari pada segalanya...... dengan bersahabat artinya masalah kita kita bisa saling berbagi untuk memecahkan bersama gitulohhhhhhhhhhhhhh,,,,, jadi jangan sungkan ya curhat ma sahabat, hehehe hahayyyyyyy
 


neee foto cowok sahabat A4NG ,,,,,,, Alam Baka EitZZZZ maksudnya Alam, Gusdur eh salah juga maksudnya Gustin, n ardan ckckckckckck..... semuanya punya sifat berbeda tapi karena perbedaan itulah yang menjadikan keakraban sehingga terjalin komunikasi sahabat, saling keterbukaan, tapi bukan buka-bukaan lohhhh heheheh jangan ngeres,,, maksudnya curhat gitu dehhhhh



















Sampai jumpa di post selanjutnya ,,,,,,
sahbat A4NG punya banyak cerita pastinya ,,,,,, tunggu yaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa

Minggu, 13 Mei 2012

PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK (PSN)


PARASiTologi

sub tema :

PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK (PSN)
















                                            Dosen : dr. Haryo Jatmiko, S.Ked


       Oleh:

Nama          : M. Ardan
NPM          : 11. 11. 107. 13201. 0087    


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS WIDYA GAMA MAHAKAM SAMARINDA
                                                                2012

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmatnya sehingga makalah ini dapat terselesaikan yang berjudul “Pemberantasan Sarang nyamuk (PSN)”.

Kejadian Penyakit Demam Berdarah dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya faktor lingkungan (environmental risk) dan faktor perilaku  (behavioural risk). Faktor perilaku perupakan faktor penting karena menyangkut aspek manusia sebagai pemegang peran utama. Dengan pertimbangan tersebut, penulis menganalisis hubungan perilaku tentang pemberantasan sarang nyamuk dan kebiasaan keluarga dengan kejadian DBD dengan mempelajari  kasus penyakit DBD.

Ditinjau dari segi kehidupan masayarakat yang serba modern ini, masih banyak  masyarakat kurang memperhatikan kesehatan lingkungannya,  banyak memberikan dampak yang negatif. Misalnya, akibat dari tingkah laku masyarakat setelah minum atau makan, plastik – plastik atau kaleng – kaleng dibuang disembarangan tempat yang memungkinkan nyamuk – nyamuk akan bersarang dan bereproduksi serta mengakibatkan penyakit – penyakit seperti Demam Berdarah Dengue. Hal yang seperti inilah yang harus kita waspadai dan perlu kita berantas agar penyebarluasan dan perkembangbiakan nyamuk dapat dicegah agar masyarakat dapat hidup sehat .

Demikian makalah ini kami buat semoga ada manfaat bagi penulis dan bagi masyarakat, serta penulis sadar makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu saran, kritikan dan tanggapan selalu dinanti oleh penulis demi kesempurnaan makalah selanjutnya.
Terimah kasih


Samarinda, Mei 2012

Penulis




DAFTAR ISI



HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR.......................................................................      
DAFTAR ISI..................................................................................       

BAB I.    PENDAHULUAN.............................................................     
A.    LATAR BELAKANG MASALAH........................................
B.     RUMUSAN MASALAH ...................................................     
C.     TUJUAN........................................................................
D.    MANFAAT......................................................................

BAB II.   TINJAUAN PUSTAKA......................................................
A.    PENGERTIAN NYAMUK..................................................
B.    REPRODUKSI NYAMUK.................................................
C.    PENGERTIAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE
D.    PENYEBAB PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE....
E.    GEJALA PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE.........
F.     KONDISI LINGKUNGAN YANG KURANG BERSIH............
G.    WABAH PENYAKIT..........................................................

BAB III.  PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK...........................
A.    MENGURAS...................................................................
B.    MENUTUP.....................................................................
C.    MENGUBUR..................................................................
D.    IKANISASI.....................................................................
E.    FOGGING......................................................................

BAB IV.  PENUTUP......................................................................
A.    KESIMPULAN................................................................
B.    SARAN..........................................................................

DAFTAR PUSTAKA......................................................................

LAMPIRAN 1...............................................................................
LAMPIRAN 2...............................................................................
LAMPIRAN 3...............................................................................








BAB I
PENDAHULUAN


A.   LATAR BELAKANG MASALAH
Pada zaman sekarang yang serba maju ini, kemajuan teknologi tidak bisa dipungkiri lagi. Tetapi terkadang hal itu tidak bisa diimbangi oleh kebiasaan hidup manusia akan menjaga kebersihan lingkungan. Banyak penyakit yang muncul akibat dari kelalaian terhadap pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Salah satunya adalah penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau disebut juga Dengue Hemorrhagic Fever (DHF). Penyakit ini disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus. Kedua jenis nyamuk ini terdapat hampir di seluruh pelosok Indonesia, kecuali daerah-daerah yang memiliki ketinggian lebih dari seribu meter dari permukaan air laut. Hampir setiap tahunnya di Indonesia ada saja orang yang terjangkit penyakit DBD. Hal ini membuktikan bahwa sebagian masyarakat masih kurang sadar terhadap kebersihan lingkungan serta lambatnya pemerintah dalam mengantisipasi dan merespon terhadap merebaknya kasus DBD ini. Masyarakat seringkali salah dalam mendiagnosis penyakit DBD ini dengan penyakit lain seperti flu atau typhus. Hal ini disebabkan karena infeksi virus dengue yang menyebabkan DBD bersifat asistomatik atau tidak jelas gejalanya. Pasien DBD biasanya atau seringkali menunjukkan gejala batuk, pilek, muntah, mual maupun diare.

Dengan berbagai permasalahan tersebut masyarakat seharusnya sudah mengetahui tentang pentingnya menjaga lingkungan dari tempat – tempat bersarangnya nyamuk dan perlu memberantas sarang nyamuk agar dapat terhindar dari berbagai penyakit yang diakibatkan oleh nyamuk.  Berdasarkan  uraian di atas,  maka penulis ingin mengulas lebih dalam makalah yang berjudul, “Pemberantasan Sarang nyamuk”.


B.   PERUMUSAN MASALAH
Berdasar latar belakang masalah diatas,  dapat dirumuskan masalah : “Adakah  hubungan  antara  tingkat  pengetahuan  dengan  perilaku pemberantasan  sarang  nyamuk  (PSN)  dalam  upaya  pencegahan  penyakit demam berdarah dalam lingkungan masyratkat”.

C.   TUJUAN
      Tujuan Umum :
Untuk  mengetahui  hubungan  tingkat  pengetahuan  masyarakat dengan perilaku pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dalam upaya mencegah penyakit demam berdarah.
      Tujuan Khusus :
1.   Untuk  mengetahui  tingkat  pengetahuan  masyarakat  tentang penyakit demam berdarah.
2.  Untuk  mengetahui  perilaku/cara  pemberantasan  sarang  nyamuk  (PSN). 

D.   MANFAAT
       Dari hasil makalah ini diharapkan dapat mempunyai manfaat :
1.    Manfaat Teoritis
-    Diharapkan  dapat  memberikan  sumbangan  pemikiran  dan  acuan  bagi ilmu  pengetahuan  bagi  penulis,  tenaga  kesehatan  dan  masyarakat umum.
-    Sebagai  acuan  atau  bahan  pertimbangan  untuk  melakukan  penelitian/penyelesaian tugas selanjutnya  yang  berhubungan  dengan  pencegahan  penyakit  demam berdarah.
2.    Manfaat Praktis
        Untuk  memberikan  informasi  tentang  hubungan  antara  tingkat pengetahuan  dengan  perilaku  pemberantasan  sarang  nyamuk  (PSN) masyarakat dalam upaya pencegahan penyakit demam berdarah.                                                                           

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.       PENGERTIAN NYAMUK
Nyamuk adalah serangga tergolong dalam order Diptera; genera termasuk Anopheles, Culex, Psorophora, Ochlerotatus, Aedes, Sabethes, Wyeomyia, Culiseta, dan Haemagoggus untuk jumlah keseluruhan sekitar 35 genera yang merangkum 2700 spesies. Nyamuk mempunyai dua sayap bersisik, tubuh yang langsing, dan enam kaki panjang; antar spesies berbeda-beda tetapi jarang sekali melebihi 15 mm.

Dalam bahasa Inggris, nyamuk dikenal sebagai "Mosquito", berasal dari sebuah kata dalam bahasa Spanyol atau bahasa Portugis yang berarti lalat kecil. Penggunaan kata Mosquito bermula sejak tahun 1583. Di Britania Raya nyamuk dikenal sebagai gnats.

Pada nyamuk betina, bagian mulutnya membentuk probosis panjang untuk menembus kulit mamalia (atau dalam sebagian kasus burung atau juga reptilia dan amfibi untuk menghisap darah. Nyamuk betina memerlukan protein untuk pembentukan telur dan oleh karena diet nyamuk terdiri dari madu dan jus buah, yang tidak mengandung protein, kebanyakan nyamuk betina perlu menghisap darah untuk mendapatkan protein yang diperlukan. Nyamuk jantan berbeda dengan nyamuk betina, dengan bagian mulut yang tidak sesuai untuk menghisap darah. Agak rumit nyamuk betina dari satu genus, Toxorhynchites, tidak pernah menghisap darah. Larva nyamuk besar ini merupakan pemangsa jentik-jentik nyamuk yang lain.
B.       REPRODUKSI NYAMUK
Nyamuk mengalami empat tahap dalam siklus hidup: telur, larva, pupa, dan dewasa. Tempo tiga peringkat pertama bergantung kepada spesies - dan suhu. Hanya nyamuk betina saja yang menyedot darah mangsanya. dan itu sama sekali tidak ada hubungannya dengan makan. Sebab, pada kenyataanya, baik jantan maupun betina makan cairan nektar bunga. sebab nyamuk betina memberi nutrisi pada telurnya. Telur-telur nyamuk membutuhkan protein yang terdapat dalam darah untuk berkembang.                                                                                                                                                                                                         
Fase perkembangan nyamuk dari telur hingga menjadi nyamuk dewasa sangat menakjubkan. Telur nyamuk biasanya diletakkan pada daun lembap atau kolam yang kering. Pemilihan tempat ini dilakukan oleh induk nyamuk dengan menggunakan reseptor yang ada di bawah perutnya. Reseptor ini berfungsi sebagai sensor suhu dan kelembapan. Setelah tempat ditemukan, induk nyamuk mulai mengerami telurnya. Telur-telur itu panjangnya kurang dari 1 mm, disusun secara bergaris, baik dalam kelompok maupun satu persatu. Beberapa spesies nyamuk meletakkan telur-telurnya saling berdekatan membentuk suatu rakit yang bisa terdiri dari 300 telur.
Selesai itu, telur berada pada masa periode inkubasi (pengeraman). Pada periode ini, inkubasi sempurna terjadi pada musim dingin. Setelah itu larva mulai keluar dari telurnya semua dalam waktu yang hampir sama. Anak Nyamuk atau ENCU Sampai siklus pertumbuhan ini selesai secara keseluruhan. Larva nyamuk akan berubah kulitnya sebanyak 2 kali.
Selesai berganti kulit, nyamuk berada pada fase transisi. Fase ini dinamakan "fase pupa". Pada fase ini, nyamuk sangat rentan terhadap kebocoran pupa. Agar tetap bertahan, sebelum pupa siap untuk perubahan kulit yang terakhir kalinya, 2 pipa nyamuk muncul ke atas air. pipa itu digunakan untuk alat pernapasan.
Nyamuk dalam kepompong pupa yang cukup dewasa dan siap terbang dengan semua organnya seperti antenaa, belalai, kaki, dada, sayap, perut, dan mata besar yang menutupi sebagian besar kepalanya. lalu kepompong pupa disobek di atas. Tingkat ketika nyamuk yang telah lengkap muncul ini adalah tingkat yang paling membahayakan.
Nyamuk harus keluar dari air tanpa kontak langsung dengan air, sehingga hanya kakinya yang menyentuh permukaan air. Kecepatan ini sangatlah penting, meskipun angin tipis dapat menyebabkan kematiannya. Akhirnya, nyamuk tinggal landas untuk penerbangan perdananya setelah istirahat sekitar setengah jam.
Culex tarsalis bisa menyelesaikan siklus hidupnya dalam tempo 14 hari pada 20 °C dan hanya sepuluh hari pada suhu 25 °C. Sebagian spesies mempunyai siklus hidup sependek empat hari atau hingga satu bulan. Larva nyamuk dikenal sebagai jentik dan didapati di sembarang bekas berisi air. Jentik bernafas melalui saluran udara yang terdapat pada ujung ekor. Pupa biasanya seaktif larva, tetapi bernafas melalui tanduk thorakis yang terdapat pada gelung thorakis. Kebanyakan jentik memakan mikroorganisme, tetapi beberapa jentik adalah pemangsa bagi jentik spesies lain. Sebagian larva nyamuk seperti Wyeomia hidup dalam
keadaan luar biasa. Jentik-jentik spesies ini hidup dalam air tergenang dalam tumbuhan epifit atau di dalam air tergenang dalam pohon periuk kera. Jentik-jentik spesies genus Deinocerites hidup di dalam sarang ketam sepanjang pesisir pantai.
C.       PENGERTIAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE
Demam Berdarah Dengue adalah penyakit febril akut yang ditemukan di daerah tropis, dengan penyebaran geografis yang mirip dengan malaria.

Penyakit demam berdarah dengue atau yang disingkat sebagai DBD adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang dibawa oleh nyamuk aedes aegypti betina lewat air liur gigitan saat menghisap darah manusia.

Selama nyamuk aides aigypti tidak terkontaminasi virus dengue maka gigitan nyamuk DBD tersebut tidak berbahaya. Jika nyamuk tersebut menghisap darah penderita DBD maka nyamuk menjadi berbahaya karena bisa menularkan virus dengue yang mematikan. Untuk itu perlu pengendalian nyamuk jenis aedes aegypti agar virus dengue tidak menular dari orang yang satu ke orang yang lain

D.       PENYEBAB PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE
Penyakit Demam Berdarah Dengue ini disebabkan oleh empat macam virus dengue dengan tipe Den 1, Den 2, Den 3, dan Den 4. Keempat virus tersebut dalam group B Arthropod Borne Viruses ( Arboviruses). Dan keempat tipe virus tersebut telah ditemukan di berbagai daerah di Indonesia antara lain Jakarta dan Yogyakarta. Dari empat tipe virus yang banyak berkembang di masyarakat adalah virus dengue dengan tipe Den 1 dan Den 3. Keempat tipe virus tersebut merupakan genus dari flaviverus familiflaviviridae. Setiap serotipe cukup berbeda sehingga tidak ada proteksi – silang dan wabah yang disebabkan beberapa serotipe (hiperendemisitas) dapat terjadi.Penyakit Demam Berdarah Dengue atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) inidisebarkan kepada manusia oleh nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus C.



E.       GEJALA DEMAM BERDARAH DENGUE
10 Gejala-Gejala Yang Ditimbulkan Oleh Demam Berdarah Dengue :
1.        Demam tinggi yang mendadak 2-7 hari ( 38-40 derajat celsius ).
2.        Perasaan menggigil, nyeri kepala, nyeri saat menggerakan bola mata dan nyeri punggung pada awal gejala.
3.        Tampak bintik- bintik merah ketika diperiksa dengan metoda uji torniquet.
4.        Terjadi pembesaran hati ( hepatomegali ).
5.        Tekanan darah menurun sehingga menyebabkan syok.
6.        Terjadi penurunan trombosit di bawah 100.000/mm3 dan terjadi peningkatan hematokrit diatas 20 %.
7.        Pada tingkat lanjut terjadi mimisan dari hidung dan gusi.
8.        Terjadinya melena ( buang air dengan kotoran berupa lendir yang bercampur darah ).
9.        Tampak bintik-bintik merah sebagai bentuk dari pecahnya pembuluh darah.
10.    Demam yang dirasakan menyebabkan pegal dan sakit pada sendi
    Orang yang terindikasi terserang demam berdarah harus secepatnya diberi pertolongan medis dengan dibawa ke puskesmas, dokter atau rumah sakit untuk diobati. Terlambat memberi pertolongan pada penderita DBD dapat menyebabkan penderita meninggal dunia.
F.       KONDISI LINGKUNGAN YANG KURANG BERSIH
Menjaga kebersihan diri dan lingkungan bisa menjadi solusi yang tepat. Bereskan semua tempat yang bisa dijadikan lalat, nyamuk, dan tikus sebagai tempat bersarang. Barang bekas atau barang yang tidak dipergunakan lagi sebaiknya dibuang atau dibakar saja. Jangan biarkan sampah bertumpuk di tempat sampah usahakan setiap hari sampahnya dibuang/dibersihakan.

Ruangan yang bersih dan segar tidak akan mengundang binatang pengganggu seperti tikus dan lalat. Bukan hanya ruangan di dalam rumah yang harus diperhatikan, tetapi lingkungan luar rumah juga harus diberikan perhatian yang lebih. Karena mereka (binatang pengganggu) semuanya berasal dari luar. Kalau di luar bersih tidak ada jalan bagi binatang mengganggu untuk masuk ke rumah. Kalau hidup bertetangga, ajak tetangganya bersama - sama menyadari pentingnya menjaga kebersihan. Jika menganggap kebersihan itu penting, jalankan kebersihan sebagai tugas sehari hari. (Bagaimanapun lalat, nyamuk, dan tikus itu akan tetap ada, tetapi kalau kita menjaga kebersihan, kita tidak akan terganggu) "

G.       WABAH  PENYAKIT
Kebanyakan kelompok nyamuk modern tidak lagi bergantung kepada racun serangga berbahaya tetapi menjurus kepada organisme khusus yang memakan nyamuk, atau menjangkiti mereka dengan penyakit yang membunuh mereka. Hal-hal seperti itu bisa terjadi walaupun di Kawasan Perlindungan, seperti "Forsyth refuge" dan Seaview Marriott Golf Resort, di mana sekawanan nyamuk utama dilaksanakan dan dipantau menggunakan "killifish" dan belut muda. Kesannya di dokumen dengan menggunakan mikroskop maju bawah air seperti ecoSCOPE. Bagaimanapun, wabah penyakit bawaan nyamuk masih menyebabkan penyemburan dengan bahan kimia yang kurang beracun dibandingkan yang digunakan pada masa lalu.
Capung, juga dikenal sebagai elang nyamuk merupakan agen pengawal yang berkesan. Larva capung (naiads) memakan jentik-jentik dalam penampungan air sementara capung dewasa pula memburu dan memakan nyamuk dewasa, terutama nyamuk harimau asia yang terbang pada waktu siang. Penyemburan nyamuk bisa memperburuk keadaan dan meningkatkan populasi nyamuk dalam tempo jangka masa panjang sekiranya penyemburan itu melenyapkan capung dan pemangsa almi yang lain.
Sebagian nyamuk mampu menyebarkan penyakit protozoa seperti malaria, penyakit filaria seperti kaki gajah, dan penyakit bawaan virus seperti demam kuning, demam berdarah dengue, encephalitis, dan virus Nil Barat. Virus Nil Barat disebarkan secara tidak sengaja ke Amerika Serikat pada tahun 1999 dan pada tahun 2003 telah merebak ke seluruh negara bagian di Amerika Serikat.Berat nyamuk hanya 2 hingga 2,5 mg. Nyamuk mampu terbang antara 1,5 hingga 2,5 km/jam. Pengusir nyamuk biasanya mempunyai kandungan aktif berikut: DEET, sulingan minyak Catnip - Nepetalactone, Citronella atau sulingan minyak eucalyptus.

BAB III
PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK (PSN)

Pemberantasan nyamuk DBD diutamakan memakai cara yang efektif, efisien dan ramah lingkungan. Hal ini berfungsi menghilangkan tempat berkembangbiaknya nyamuk. Cara yang dimaksud adalah dengan 3M, yaitu Menguras, Menutup dan Mengubur barang-barang yang bisa menampung air seminggu sekali.
A.       MENGURAS
Tandon air yang bisa dikuras antara lain bak mandi, bak WC, Vas Bunga, Perangkap Semut, Tempat minum burung dsb. Cara menguras yang baik adalah dengan menyikat  atau menggosok rata dinding bagian dalam tandon air, menadatar maupun naik turun. Maksudnya agar telur nyamuk yang menempel dapat lepas dan tidak menetas jentik.

B.          MENUTUP
Ada 2 jenis menutup tandon air agar tidak dipakai nyamuk berkembang biak :
1.      Menutup tandon dengan rapat agar air yang disimpan tidak ada jentiknya. Jenis tandon ini antara lain : gentong, padasan, drum, reservoar, emberisasi dsb
2.      Menutup tandon agar tidak terisi air . Misalnya tonggak bambu dapat ditutup dengan pasir atau tanah sampai penuh. Sedangkan untuk ban, aki dsb dapat ditutupi dengan plastik agar tidak kemasukan air atau dimasukkan karung agar tidak tersentuh nyamuk.
C.          MENGUBUR
Barang-barang bekas yang dapat menampung air dan tidak akan dimanfaatkan lagi sebaiknya disingkirkan yang mudah adalah dengan mengubur ke dalam tanah. Contoh barang bekas yang perlu dikubur : gelas, ember, piring pecah, kaleng dsb.



D.          IKANISASI
Selain dengan cara 3M, pada bak-bak air juga bisa dipelihara ikan pemakan jentik. Contoh : Betta sp

E.          FOGGING
Bukan cara terbaik untuk memberantas nyamuk penular DBD, hanya membunuh nyamuk dewasa. Pada hari-hari berikutnya akan menetas nyamuk-nyamuk baru lagi, karena telur dan jentik-jentik tidak mati.
Fogging berdampak buruk terhadap kesehatan karena menggunakan pestisida dan solar.
1.           Pestisida merupakan racun yang dapat merusak syaraf dan beresiko penyebab kanker, kelahiran anak cacat , kerusakan genetik/ keturunan, keguguran dan kemandulan
2.           solar mengeluarkan emisi COx, NOx, SOx yang dapat mencemari udara dan berdampak buruk terhadap kesehatan.         



















BAB IV
PENUTUP


A.       KESIMPULAN
Nyamuk dapat menyebabkan Demam Berdarah Dengue oleh Nyamuk betina Aedes albopictus dan Nyamuk betina Aedes aegypti. Untuk jika masyarakat telah mendapat gejala – gejala yang seperti disebutkan diatas maka dapat langsung merujuk ke rumah sakit, puskesmas untuk segera mendapat pertolongan. Penyebab penyakit yang diakibatkan oleh nyamuk dapat dicegah dengan cara pemberantasan sarang nyamuk (PSN)
 Nyamuk ternyata tidak sembarangan untuk hinggap ke mangsanya. Tidak setiap darah dihisapnya, kecuali si mangsa punya bau khusus yang disukai nyamuk. Bau itu berasal dari tubuh manusia sendiri yang dihasilkan oleh bakteri yang menempal pada badan. Jangan heran bila ada nyamuk suka menghisap darah orang orang tertentu dan membiarkan yang lainnya.
Hasil ini merujuk pada penelitian Composition of Human Skin Microbiota Affects Attractiveness to Malaria Mosquitos. Studi melibatkan 50 pria yang diminta membiarkan bau alami tubuh mereka keluar dengan sendirinya. Mereka dilarang mengonsumsi makanan yang bisa mengubah ciri khas bau tubuh yang asli. Seperti bawang putih, bawang merah, dan sebagainya.
Setelah itu, dilakukan pengujian sejauh mana nyamuk jenis anopheles gambiae akan menghisap darah mereka. Usai proses tersebut, peneliti mengambil sampel kulit dari relawan dan memeriksa mikroba yang menempel padanya. Ternyata didapat kesimpulan, nyamuk suka dengan badan yang baunya dikeluarkan oleh bakteri yang jumlahnya banyak tapi dengan jenis bakteri yang tidak beragam. Namun, nyamuk kurang suka jika tubuh seseorang muncul bau yang dihasilkan beragam jenis bakteri.




B.       SARAN
Nyamuk merupakan salah satu faktor penyebab penyakit yang kini telah menyerang manusia. Salah satu faktornya adalah masyarakat kurang menjaga kesehatan lingkungan sehingga  menyebabkan nyamuk dapat berkembang dengan pesat pada lingkungan. Untuk itu, agar masyarakat dapat terhindar dari penyakit yang disebabkan oleh nyamuk misalnya Demam Berdarah dengue (DBD), masyarakat dapat melakukan pemberantasan sarang nyamuk dilingkungan masing dengan cara yang disebutkan diatas.























Daftar Pustaka

http://sidomi.com/54786/nyamuk-pilah-pilih-mangsa-dari-bau-tubuh/
http://www.kesimpulan.com/2011/08/uji-lapangan-nyamuk-aedes-aegypti.html



















Lampiran  1
Siklus Hidup Nyamuk






                       







Keterangan : Telur          Larva            Pupa          Nyamuk Dewasa











Lampiran  2
                                                                Beberapa Contoh Nyamuk


 

 

b.       Gambar 1                                                                               c.    Gambar 3

 










c.       Gambar 2                                                                                 d.     Gambar 4

Gambar 1      : Nyamuk betina Aedes albopictus, juga penular virus Dengue dan  Chikungunya

Gambar 2      : Nyamuk Anopheles

Gambar 3       : Nyamuk betina Aedes aegypti, Penular virus Dengue dan   Chikungunya

Gambar 4       : Nyamuk Culex quinquefasciatus

 

 

 

 

 

Lampiran 3

Cara pemberantasan Sarang nyamuk (PSN)

 

 










              Gambar 1                                                        Gambar 2







                                 Gambar 3                                                       Gambar 4






                   Gambar 5                                                           Gambar 6
Pemberantasan nyamuk dapat dilakukan :
1.     Gambar 1   : Menguras                              4.   Gambar 4  : Fogging
2.     Gambar 2   : Menutup                               5.   Gambar 5  : Pemeriksaan
3.     Gambar 3   : Mengubur                             6.   Gambar 6  : Ikanisasi